Friday, February 5, 2010

Cakra dan Lysa: "Dasar Penggoda!"

Masih di tempat yang sama. Sebuah bukit di kawasan Lembang. Hari sudah semakin sore. Semburat matahari berubah kemerahan. Hangat dan indah. Inilah senja. Suasana yang paling saya suka. Rasanya nyaman dan sangat bersahabat. Seolah matahari memberikan senyum terbaiknya sebelum bergegas pulang. Apalagi saya berada di dataran tinggi. Sudah pasti saya bisa melihat pemandangan istimewa tersebut dengan jelas. Seolah senja hari ini khusus dihadiahi matahari pada saya seorang. Matahari mungkin tahu saya sedang berbahagia.Entahlah. Garis-garis kemerahan berwarna merah, jingga, putih, biru, hijau, dan ungu di ujung langit membuat nuansa sore itu semakin spektakuler. Sekali lagi saya acungkan dua jempol pada-Nya yang telah menciptakan. Sayang senja tidak selama siang atau malam. Dia datang lalu pergi dengan begitu cepat. Jadi saya tak bisa memandanginya sesuka hati. Dia sangat eksklusif. Tapi keberadaanya yang singkat membuat senja tidak bisa dilupakan begitu saja. Selalu berbekas di hati orang yang memandangi dan menyukainya.

Semua sangat sempurna, kecuali angin yang berhembus kencang. Saya yang tidak tahan dingin buru-buru memasang perlengkapan anti perang. Hoodie, scarf, dan sweater dipakai bertumpuk. Tak peduli pakaian saya Match atau tidak. In this situation, function is more important than fashion. Tadinya saya juga mau pakai gloves. Tapi rasanya kok terlalu berlebihan ya? Toh saya tidak sedang berada di sebuah tempat dengan temperatur di bawah nol derajat celsius. Tapi bayangan bronhitis dan alergi memang selalu menghantui. Jadi ya saya selalu jaga-jaga.

Cakra duduk di sebelah saya. Ikut memandangi senja. Euforia pertemuan setelah vakum memang masih terasa. Tapi dia memberikan kesempatan pada saya untuk menikmati momen sekejap ini.

“Cakra, I’m realizing somethin…”

“What’s that?”

“You never tell me about your life! Even, you never share your romance life to me! Oh, how dare you??? “

“Should I?”

“Not really actually, but I think i’m just too selfish!There’s always about ME. About Lysabrina Alveriza. And where’s your part? Oh, damn it! I’m not a good friend “

“It’s Ok. Actually, i prefer listening than talking… “

” But I think it’s just not fair! Ok, look,this is your turn. Tell me about your life…”

” My life is controlled”

“Then? “

“Then what? Nothing i can say to you, Lysa… “

Oke. skak mat. Kalau sudah begini dia berarti tidak mau berbicara banyak tentang hidupnya. Tapi bukan saya namanya kalau tidak bisa memancing dan menggali pribadi orang.

“Hmm… Cakra,Siapa pacar kamu skarang?”

” Tidak ada,”

“Lalu apa yang kamu lakukan ketika kita sedang vakum? Saya pikir kamu mencari perempuan, mendekati, dan berpacaran dengannya. Saya pikir kamu akan bertemu saya sambil mengenalkan pacar baru kamu itu…”

“Saya kan backpacking ke Lombok. Hunting foto dan diving di Bunaken. Ikan-ikan, terumbu karang, dan pantai lebih menarik perhatian saya ketimbang perempuan. Bahkan yang berbikini sekalipun “

“Jangan-jangan kamu tidak suka perempuan…”

“Enak saja! Saya masih normal tau… saya juga kan pernah beberapa kali pacaran. DAN SAMA PEREMPUAN!”

” Kalau masih normal, kenapa nggak cari pacar? Kok saya nggak pernah ngedenger kamu cerita tentang perempuan? Kamu nggak pernah bilang kalau kamu lagi tertarik, suka, atau jatuh cinta sama perempuan? Terus, kemarin-kemarin, ada yang naksir sama kamu. Hmm…satu jurusan sama kamu itu lho… Maya ya? Iya, Maya namanya. Yang sampai nanya-nanya kamu ke saya tiap hari. Oh, sebelumnya juga ada Lita, Ana, Kayla, Via…Mereka cantik-cantik kan? Kok nggak ada sih yang nyangkut di kamu?”

” Hmm,iya juga ya?”

” Ya udah, cari aja nomer mereka, trus kamu deketin dan cari yang paling cocok dengan kamu. Beres kan?”

” Tapi nggak ah. Males. Mereka cantik-cantik sih, tapi belum tentu kan cocok sama saya…Lagian saya nggak bisa deketin perempuan. Bukan gaya saya,”

” Bohong banget kamu nggak bisa deketin perempuan! Laki-laki macam kamu, yang ganteng, multitalenta, baik parah, dan sangat-sangat sempurna itu nggak bisa deketin perempuan? Bullshit!!!! Biasanya kan lelaki-lelaki seperti kamu hobinya mengincar perempuan-perempuan cantik … “

“Please, don’t be stereotype.. “

“Kamu kan cuma tinggal deketin mereka. Saya jamin semua perempuan nggak akan ada yang nolak dan megap-megap saking senangnya dideketin sama cowok sesempurna kamu!”

“Tapi kok kamu nggak? Kamu kok nggak megap-megap didekati cowok SE-SEMPURNA saya?”

“Hahahahahaha.Kamu ini lucu. Kamu mendekati saya bukan untuk PDKT! Saya tau itu, Cakra! “

“Sok tahu kamu,”

” Hahahaha. Dasar. I know you, Cakra…”

“No, you don’t. “

” Lagian saya tidak tertarik sama kamu. Oke, kamu memang sempurna. Tapi….” belum lagi saya melanjutkan perkataan, tiba-tiba Cakra mendekatkan wajahnya ke wajah saya. Dekat sekali. Mungkin hanya berjarak kurang dari sepuluh senti. Bau rokok campur wangi parfum begitu menusuk hidung. Menghasilkan sensasi yang sangat menggairahkan dan sexy.

dead air

“Benar kamu tidak tertarik pada saya?” kata Cakra. wajah kami masih berdekatan. Saya bahkan bisa melihat pantulan wajah saya di retina matanya.

“Tidak,” jawab saya mantap.

“Masa?” Tanya Cakra sambil mendekatkan wajahnya lagi. Sekarang ujung hidungnya menyentuh hidung saya.

” Tak percaya? Akan saya buktikan,” saya kemudian menempelkan bibir saya pada bibirnya. Tapi saya tidak merasakan apapun. Getaran-getaran, rasa hangat, atau apapun itu namanya.Saya juga tahu dia tidak merasakan apapun. Nafasnya tidak terengah-engah, wajahnya tak berkeringat. Semua dalam keadaaan normal. Seolah kami hanya sedang berbincang biasa, bukan berciuman. Kami memang sudah mati rasa. Atau karena sudah merasa satu jiwa?

Satu menit kemudian adegan ciuman itu terhenti. Kami saling berpandangan. Lalu kami tertawa terbahak-bahak.

” Lihat kan,saya bilang juga apa! Saya tidak tertarik sama kamu. Begitu pun sebaliknya…hahahahaha. Jahilan kamu tidak berhasil!!!”

” Kamu tahu darimana?”

” Lagi-lagi kamu tanya soal itu. Saya kan sudah pernah bilang, saya itu punya intuisi yang kuat. Lagian, saya tau siapa kamu, Cakra…!!! Salah kalau kamu menggoda saya dengan cara seperti ini. Nggak akan berhasil! Tidak elegan ah,”

“Hahahaha. Iya. Sial. Saya juga tahu kamu tidak akan tergoda dengan cara klise seperti ini. Padahal kalau saya berhasil menggoda kamu, saya punya kartu AS untuk ceng-cengin kamu di kemudian hari…Kamu memang sudah mati rasa, Lysa… “

” Begitu pun kamu, dasar penggoda kelas teri! Sekarang saya paham kenapa kamu bilang nggak bisa deketin cewek…hahaha”

0 comments: