Friday, February 5, 2010

Cakra dan Lysa: Si Pohon dan Si Tanah

Cakra

Lysa, sungguh saya tidak bisa berkata-kata dengan manis, apalagi puitis. Tapi saya ingin mengatakan ini. Kapan lagi kamu mendengarkan saya memberikan testimoni tentang kamu tanpa kata-kata sarkastik dan menohok hati? Kamu tahu kan saya paling susah memberikan pujian?You Know me,Lysa. Hahaha, kalau nggak gengsian bukan saya kan namanya?

Oke, let’s start.

Lysabrina Alveriza di mata Cakrawala Madya Putra:


* Kamu itu manis, senyummu menarik (Kamu selalu iri dengan perempuan yang punya kulit putih, wajah indo, dan tinggi semampai. Kamu selalu menganggap diri kamu jelek dan tidak menarik. Tapi percayalah, kamu tidak sejelek itu! Lagian tidak semua lelaki suka tipe Barbie seperti itu. Saya salah satunya!)


* Multitalenta (with those of skills that amazed me…Why is god soooo NICE with you? Sayang, kamu kadang tidak menyadarinya…)


* Baik




KLISE ya? Nggak harus pake acara gini-ginian dan sok-sokan pakai kata-kata manis, romantis, apalagi puitis kalau cuma gitu doang. Pastinya kamu berharap saya mengomentari sesuatu yang lebih dalam dan bermakna, iya kan? Secara saya memang hobi berfilosofi dan hal itulah yang membuat saya terlihat tambah keren di mata kamu. Hahahahaha.

Oke, mari kita berfilosofi kalau begitu.





Hmm, sungguh, saya bingung harus memulainya darimana.
Aneh.
Padahal biasanya saya paling lancar urusan beginian.

Hmm…
Apakah kamu tahu jika ekspresi matamu yang meneduhkan itu selalu bisa membuat saya merasa tenang dan nyaman?
Kamu seperti pohon yang rindang. Saat saya merasa tertekan dengan kehidupan,kepanasan, atau ketika butuh teman bicara, saya akan selalu menemuimu. Bersandar di batangmu yang kokoh dan kuat, bercerita panjang lebar sambil menangis atau tertawa. Tak jarang saya ketiduran di sana. Tapi kamu tak merasa keberatan. Kamu tak menganggap saya benalu. Kamu justru melindungi saya dengan daun mu yang rindang dan tebal.

Kalau diibiratkan sebagai pohon, kamu jenis pohon apa ya? Mungkin kamu seperti pohon Ek yang kuat dan besar atau seperti pohon Cemara yang evergreen dan tahan dingin. Entahlah. Saya kurang paham soal dunia tanaman dan tumbuh-tumbuhan. Yang pasti di mata saya, kamu adalah pohon yang sempurna. Daunmu yang hijau dan rindang, bungamu yang cantik, akarmu yang kuat, serta batangmu yang besar dan tinggi. Bahkan terlalu tinggi hingga saya tak dapat
menyentuhnya.

Kamu terlalu sempurna. Sehingga kamu tak terjangkau. Tak tersentuh. Inikah yang membuatmu jadi tak terurus,sendiri dan kesepian? Orang-orang yang datang bersandar pergi satu-persatu saat hujan mengguyur karena takut kebasahan atau tersambar petir. Sebagian orang menuliskan nama mereka di batangmu,kenang-kenangan katanya, tapi mereka tidak pernah kembali untuk sekedar memberi pupuk atau mencabuti daunmu yang telah kering . Bahkan ulat pun hanya hinggap sesaat, dan pergi saat ia menjadi kupu-kupu.





Gimana?
Keren kan filosofi saya?
Cakra tea atuh jagoan!!! Hahahahaha.

Apakah kamu pernah menyadarinya, Lysa?
Apakah kamu pernah menyadari kalau kamu itu istimewa, terlebih bagi saya?
Kamu selalu bilang saya adalah orang yang paling sempurna sejagad raya ini. Iya, itu memang betul, tapi kamu juga sama sempurna dan kerennya seperti saya. Hahahaha.
Gapapa kan jadi orang terkeren kedua setelah saya?
hahahahaha.


Serius, Cakra, serius!


Oke, mari kita lanjutkan.

Kamu tahu? Sebenarnya saya ingin menjadi tanah, yang akan selalu menopangmu untuk berdiri tegak. Menjadi pijakan saat buahmu terjatuh. Menguraikanmu saat mati, dan menumbuhkanmu ke permukaan untuk dapat berdiri lagi…
Tetapi pohon dan tanah hanya sebatas “rantai alam”. Pohon tersebut tak dapat menguasai tanah seorang diri, dia harus rela berbagi dengan makhluk hidup dan tumbuhan lain. Mungkin kamu merasa ini tidak adil. Atau merasa si tanah sangat rakus. Tapi kita berbicara tentang realita. Suka tak suka, si pohon harus BERBAGI.


***

” Cakraaaaaa, kamu lagi apaaa? Saya boleh masuk ke dalem nggak?” Tiba-tiba dari arah luar terdengar sebuah suara yang sudah saya hapal betul. Sedetik kemudian si empunya suara muncul sambil membawa satu box J.Co.

” Kamu lagi apa? Lagi ngedit foto atau ngedesain sesuatukah? Ohya, selamat lebaraaaan. Nih saya bawain donat kesukaan kamu…” ujar Lysa sambil bergerak ke arah saya.

Saya buru-buru menutup Word dan langsung berdiri mendekati Lysa.

” Enggg, iya ni…lagi iseng aja ngeditin foto lamaa. Eh, kita jalan-jalan yuk? Tapi saya mau ganti baju dulu. Jadi kamu keluar dulu ya….oke, oke?” Ujar saya sambil mendorong Lysa keluar dari kamar kostan.

Detik berikutnya, saya menutup pintu sambil tak lupa menguncinya dan buru-buru menyimpan tulisan tadi di sebuah folder yang langsung saya hidden agar tidak ada seorang pun (baca: Lysa) yang dapat menemukannya.



Terima kasih untuk Mia yang telah memberikan filosofi tentang si pohon dan embel-embel lainnya. Ternyata chatting sampai malam buta ada hikmahnya juga ya? Nggak cuma bergosip, bergunjing,bermimpi, mengeluh, ngabodor, dan berserapah aja kan? Tapi juga bisa memaknai sesuatu.Belajar sesuatu. Saling transfer banyak hal.
i really Like This, love you…=)

0 comments: