Friday, February 5, 2010

Cinta=Polaroid?

lagi-lagi bicara soal cinta.

basi memang.

seolah saya melankolis, romantis, serta kartasis.

ah,

tidak naif. saya juga terkadang seperti itu.

atau terlalu sering bersikap seperti itu?

BY THE WAY,

Di sela patah hati, banyak teman yang coba menghibur SAYA. baik dengan kata-kata mereka yang bijak, lelucon yang garing, atau melontarkan kalimat-kalimat yang straight to the point, sedikit menyakitkan, but they were just telling the truth.

Mendengar perjalanan cinta saya yang sering short term seperti summer love, beberapa teman berkomentar:

“Dasar, si Naluri mah pacarannya mingguan. Minggu ini sama si A, dua minggu lagi sama si B.”

Waktu saya bilang saya trauma untuk menjaling hubungan lagi (i mean,it’s not a real traumatic so that i will never dating again in the rest of my life, it’s just, you know, i need time to release those of sucks feelin. to evaluate my self..), teman saya berkata:

“Ah, masa bisa begitu? sebentar lagi juga dapet gantinya…Lo kan suka banyak ngincer cowok”

Hmm,

saya juga heran. i’m not kinda of player. Sebaliknya, saya justru ingin sebuah hubungan yang serius. saya bukan ABG lagi, yang gonta-ganti pacar untuk mengoleksi mantan.!

Tapi setiap pacaran ya gitu, seumur jagung semua. Sekalinya pacaran bertahun-tahun, eh kandas juga di tengah jalan.

Dari semua komentar teman-teman, ada satu komentar teman yang terngiang sampai sekarang. Dia bilang, ” cinta kamu seperti kamera polaroid. Ketika kamu memotret menggunakan polaroid, dalam sekejap hasilnya jepretannya langsung jadi. Tapi tahu kan kalau warna fotonya cepat rusak karena proses kimiawinya yang kilat?

Lalu apa yang salah?

yang salah mungkin karena kamu terburu-buru ingin lihat hasil jepretannya. padahal proses pencetakan itu juga penting biar warna fotonya tahan lama dan tidak cepat bladus.

0 comments: