Friday, February 5, 2010

Tentang "Pencarian"

Cerita bermula dari sebuah kata: PENCARIAN. Bosan dengan kata-kata itu? Atau terlihat sangat klise? Katakanlah demikian. Tapi nyatanya, sejenuh apapun manusia terhadap kata itu, kita tetap suka mencari kan? Sejak dilahirkan, manusia selalu mencari. Ketika bayi, kita harus mencari tahu siapa orang tua kita lewat suara atau harum mereka. Sehingga seringkali kita menangis jika dipangku oleh orang lain, tapi tertidur tenang ketika digendong ibu kandung. Karena kita telah mengenal mereka. Lewat suara, lewat harum, lewat hal-hal yang bisa dijelaskan sains, lewat sifat-sifat alami yang disebut naluri: semua itu adalah pencarian.
Ketika kanak-kanak, kita harus mencari tahu cara menghitung dan mengeja, atau cara mengalahkan musuh di dalam games. Beranjak remaja, kita dihadapkan pada satu pencarian yang sulit: jati diri. Sesuatu yang abstrak, tapi bersifat kekal di dalam diri. Setelah berkubang dengan pencarian jati diri, kita kemudian “menemukan” jati diri dalam rupa yang berbeda-beda. Lalu apakah kita berhenti dan tertawa puas setelah mendapatkan itu?
TIDAK!
Beranjak dewasa, kata “mencari” menjadi semakin populer. Mereka, orang-orang dewasa itu, sibuk mencari. Mencari apa? Mencari uang, mencari jodoh, mencari kesuksesan, mencari pekerjaan, mencari makan, mencari kesenangan, mencari tuhan, mencari ini, mencari itu, bla, bla, bla…ketika ditanya untuk apa mereka mencari semua itu, dengan santai mereka menjawab: KEBAHAGIAAN.
Padahal sebagian dari mereka tidak tahu apa arti bahagia. mereka tak tahu bahwa terkadang kebahagiaan adalah penipu ulung. Penuh dengan tipu muslihat. Kebahagiaan terkadang dengan genitnya menyapa kita lalu melesat dengan cepat tanpa meninggalkan petunjuk apapun. Atau rasanya sedikit pun.
Pencarian pun ternyata beraneka bentuk. Dari hal yang kasat mata, bermassa, berbau, bervolume, sampai hal-hal abstrak yang tidak bisa diraba. Bahkan terkadang tak bisa dirasa. Hanya sebuah ilusi yang menggantung di langit-langit otak manusia.

Lalu apakah mereka melakukan pencarian untuk mendapatkan kebahagiaan? Apakah keduanya berkolerasi? Semudah itukah penjelasannya? Apa yang sebetulnya mereka cari? Bagaimana rupa kebahagiaan?

Usia saya dua puluh tahun ketika harus mencari tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

0 comments: