Thursday, June 17, 2010

Berlindung di Pulau Tidung

Sekilas Tentang Tidung

Pulau Tidung merupakan salah satu pulau yang terdapat di kawasan Kepulauan Seribu. Pulau ini memiliki panjang sekitar 5 km dan lebar sekitar 200 m. Pulau tersebut terbagi menjadi dua bagian yakni Tidung Besar dan Tidung Kecil. Tidung besar merupakan pulau utama dengan penduduk sekitar 4000 jiwa. Menurut saya, pulau Tidung Besar sudah cukup established. Selain rumah penduduk, di pulau ini juga terdapat taman, sekolah dasar, kantor polisi, SMK, Madrasah, puskesmas, GOR, dan kantor polisi. Semua bangunan tertata apik dengan arsitektur minimalis yang saat ini sedang populer. Hampir semua jalan setapak tertutupi paving block.Dari hasil pengamatan saya, selain menjadi nelayan, banyak juga penduduk yang berprofesi sebagai pegawai pemerintahan, guru, dan tentu saja agen wisata.

Tidung Besar dan Tidung Kecil dihubungkan oleh sebuah jembatan kayu yang panjang (saya tidak tahu pasti jaraknya karena memang memiliki kesulitan dalam urusan hitung-menghitung). Suasana berbeda langsung terasa begitu memasuki Tidung Kecil. Pulau ini masih berupa hutan meskipun sudah ada jalan setapak yang terbuat dari paving block. Kawasan Tidung Kecil memang dikhususkan untuk perkembangbiakan Mangrove. Maka tak heran jika tidak ada penduduk yang tinggal di pulau tersebut.

Menurut penduduk setempat, Pulau Tidung ditemukan oleh orang Melayu ratusan tahun yang lalu. Nama “Tidung” sendiri berasal dari Bahasa Melayu yang berarti “tempat berlindung”. Konon katanya, pada zaman penjajahan, banyak pejuang yang berlindung di Tidung karena penjajah tidak bisa “melihat” pulau tersebut. Saya juga tidak mengerti kenapa si penjajah tak bisa melihat pulau itu. Maybe it was related to mystic things or something? Konon katanya lagi, di Tidung Kecil terdapat makam si penemu pulau. Sayang, saya tidak sempat mengecek lokasi makam keramat tersebut.Jadi saya tidak tahu apakah makam keramat tersebut benar adanya atau tidak.

Itulah sekilas tentang Pulau Tidung, sekarang berlanjut ke kisah perjalanan saya bersama teman-teman di pulau tersebut =)

Perjalanan dimulai =)

Perjalanan saya bersama rekan-rekan Jurnalistik ke Pulau Tidung dimulai dari Jatinangor. Senin (7/11) siang, kami pergi ke Jakarta dengan menggunakan bis Prima Jasa dari Cileunyi. Rencananya kami akan menginap satu malam di rumah seorang teman,Haffiyan, sebelum menyebrang dengan kapal laut dari Muara Angke. Jadwal keberangkatan kapal ke Pulau Tidung memang tidak sembarangan. Pada hari kerja, kapal hanya pergi satu kali sehari tiap pukul tujuh pagi. Sedangkan pada akhir pekan, kapal pergi tiga kali sehari (tapi sayang saya lupa jadwal keberangkatannya). Karena kami pergi pada hari kerja, maka menginap sehari sebelumnya di Jakarta adalah solusi tepat agar tidak ketinggalan kapal keesokan harinya. Sekitar pukul 18.00 kami sampai di rumah Haffiyan di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Di rumah Haffiyan, kami disuguhi makan malam yang lezat oleh ibunya. Sambil menunggu rekan lainnya (yang berdomisili di Jakarta) datang, kami pun berbelanja makanan ringan di grocery store. Setelah berbelanja, kami pulang dan beristirahat karena harus bangun pagi-pagi.

Terima kasih untuk keluarga Haffiyan karena mau menampung ke-lima belas orang mahasiswa yang penuh “semangat” ini.


Biaya:

Bis Prima Jasa Cileunyi-Jakarta : Rp. 26.000,-

Bis Mayasari (terminal Pasar Rebo-rumah Haffiyan) : Rp. 2.500,-

Snack : sesuai kebutuhan


Tips :

1. Pastikan jadwal keberangkatan. Dari mulai tanggal keberangkatan sampai pulang. Jangan lupa, jadwal keberangkatan kapal harus diperhatikan baik-baik. saran saya sih, lebih baik pergi saat weekdays. Meskipun harus naik kapal laut pagi-pagi, tapi pengunjung ke Tidung tidak terlalu ramai. Kita pun bisa lebih menikmati liburan karena tidak berdesakan dengan pengunjung lain…=)

2. Jika pergi bersama teman, tentukan meeting point. Pastikan lokasi meeting point tidak terlalu jauh dari dermaga ( Muara Angke/ Tangerang). Jika naik angkutan umum, pastikan akses transportasi mudah dijangkau. Lebih aman lagi kalau kita pergi ke dermaga dengan kendaraan pribadi.

3. Bawa perlengkapan pribadi sesuai dengan kebutuhan. Di Tidung terdapat banyak warung kecil. Jadi kalau makanan/peralatan mandi habis bisa dibeli di warung tersebut.


1st Day Trip : Benar-benar “Berlindung” di Pulau Tidung

Keesokan harinya, sekitar pukul lima pagi, kami pun berangkat ke Muara Angke. Karena jarak yang cukup jauh, dengan baik hati keluarga Haffiyan mengantarkan kami ke dermaga tersebut dengan menggunakan mobil pick up ! Dua mobil pick up dikerahkan untuk mengantarkan kami berenam belas.



ini adalah kali pertama saya naik pick up, di Jakarta pula! untung kami berangkat pagi-pagi jadi terbebas dari macet dan polusi kendaraan bermotor. it was totally fun! =)

Sekitar pukul enam pagi kami sampai di Muara Angke. Setelah mendaftarkan diri di seorang ABK, kami langsung menaiki kapal. Perjalanan dari Muara Angke ke Tidung memakan waktu sekitar tiga jam. Mendengar akan terombang-ambing di lautan selama tiga jam, saya langsung minum obat anti mabuk laut (saya bukan tipe orang yang gampang mabuk kendaraan, tapi antisipasi kan tidak ada salahnya =D). Pukul tujuh kami meninggalkan Muara Angke dan berlayar menuju Tidung…

Tiga jam kemudian kami sampai di Dermaga Pulau Tidung. Begitu menginjakkan kaki di Tidung, ekspetasi saya langsung berubah. Saya pikir Tidung adalah virgin island dengan suasana privasi yang kental. Ternyata di Pulau ini banyak penduduknya! Selain itu, saya juga melihat banyak sampah berserakan di sekitar pantainya. Wah, sayang sekali pemandangan secantik itu rusak karena tumpukan sampah…=(

Seorang guide sudah menunggu di dermaga. Ia kemudian mengantarkan kami ke penginapan. Tempat menginap kami bukan cottege atau hotel, melainkan rumah penduduk yang di sulap menjadi penginapan. Rumah yang kami tempati terdiri dari tiga kamar (satu tidak berkamar mandi), ruang tengah, dan ruang tamu. TV dan AC juga tersedia disini. Sayang, bagian belakang rumah menyatu dengan si pemilik. AC juga saling berbagi. Katanya sih, penginapan ini merupakan penginapan yang fasilitasnya lebih baik dibanding penginapan lain. Ya sudahlah, yang penting muat untuk 16 orang =)

Begitu sampai ke penginapan, kami baru sadar kalau tidak ada jaringan komunikasi di Pulau Tidung. Hanya ada satu tower provider di pulau ini. Sialnya, tower tersebut tersambar petir. Haha, benar-benar “berlindung” di Pulau Tidung…

Setelah beristirahat, sore harinya kami mulai berpetualang. Karena jarak dari penginapan ke pantai cukup jauh, kami pun menyewa sepeda. Jadi teringat zaman SD nih naik sepeda cinta…



perjalanan ke pantai barat.bagus kan pemandangannya…?seperti tim Laskar Pelangi. Hahaha.


Pantai Timur merupakan pantai yang menjadi objek wisata di Pulau Tidung. Kami pun bersepeda ke sana. Tapi ternyata kami salah jalan! Bukannya bersepeda ke arah timur, kami malah bersepeda ke arah barat. Kami pun berputar arah dan melanjutkan perjalanan ke arah timur. Jarak dari pantai barat ke timur lumayan jauh. Fiuh, capek juga naik sepeda…Tap langsung terbayar begitu sampai di pantai timur.




bagus banget kan pemandangannya??? Kata penduduk lokal, jembatan ini disebut “jembatan cinta”.


Kami langsung berfoto-foto di jembatan itu. Saya dan beberapa teman kemudian nekat “nyemplung” ke laut. Untung lautnya dangkal, jadi kami tak tenggelam…



it was fun =)

Setelah puas bermain di pantai, kami pun pulang ke penginapan. Rencananya, besok kami akan snorkelling di pantai ini.

Biaya

Kapal Muara Angke-Tidung : Rp.33.000,-

Penginapan :

Rp.600.000,- / malam x 2 hari = 1.200.000 dibagi 16 orang = Rp.75.000


Makan :

Rp.15.000,-/ hari x 6 kali makan = 90.000

Sewa sepeda :

Rp.15.000,- / hari x 2 hari + uang guide Rp.2000,-/hari : Rp.34.000,-

Tips

1. kalau mabuk laut, jangan lupa untuk minum obat anti mabuk laut! Antisipasi selama perjalanan.

2. Tempat saya menginap termasuk mahal. Kabarnya sih ada penginapan yang dibandrol seharga 300 ribu per malamnya. Pandai-pandai mencari tempat penginapan (nego kalo perlu!)

3. semakin banyak orang yang ikut, semakin murah harga jatuh sewa penginapannya.

4. Menurut saya sih, harga satu kali makan terlalu mahal. Tapi memang rata-rata segitu. Jumlah waktu Makan disesuaikan dengan berapa lama kita menginap. Tinggal disesuaikan saja. Kalau jago lobby sih, sekalian kita yang memilih menunya…karena saya kemarin tidak bisa memilih menu. Jadi seperti beli kucing dalam karung. he he he.

5. Disarankan menyewa sepeda. Jarak ke pantai cukup jauh. Kalau mau ngirit sih boleh, tapi tidak tanggung kalau badan encok-encok sesudahnya…he he.



2nd day Trip : Meet Mr. Lepo


Hari kedua kami snorkeling di kawasan pantai timur. Wow, saya excited sekali! Ini kali pertama saya snorkelling di laut. Jadi agak deg-degan dan takut tenggelam. Padahal saya sudah memakai perlengkapan menyelam seperti goggle, sepatu katak, dan life jacket.




sebelum berangkat snorkelling. Lengkap dengan segala peralatan menyelam =)





berpose dulu sebelum snorkelling di laut ! foto diambil menggunakan Instax milik Andini Patricia =)

Awlnya kami akan snorkelling di Pulau Air. Saya tidak tahu seberapa jauh jarak antara Pulau Tidung dan Pulau Air. Yang pasti, kita harus menyewa kapal untuk ke Pulau Air. Namun karena masalah finasial, akhirnya kami membatalkan rencana tersebut. Padahal sebenarnya, kawasan Pulau Tidung tidak bisa dijadikan tempat snorkelling karena lautnya yang terbilang dangkal. Tapi ya sudahlah, daripada tidak sama sekali?

Sebelum beraksi di laut,kami diberi petunjuk oleh guide tentang cara snorkelling yang baik dan benar. Setelah itu, kamu pun mulai berpetualang! Kurang lebih 3 jam kami snorkeliing dan menyaksikan ekosistem yang ada di bawah laut. Wah, cantik sekali ikan-ikannya! Terumbu karang yang terdapat di dalam lautnya besar-besar. But we have to be carefull! Ada beberapa jenis ikan beracun di dalam sana. Misalnya saja ikan lepo dan bulu babi. Jika terserang ikan tersebut, kita akan mengalami kelumpuhan selama empat bulan. Wah, ngeri juga ya…

Setelah selesai snorkeliing, kami pun beristirahat di pesisir pantai. Beberapa teman (termasuk saya) memberanikan diri untuk melompat dari jembatan yang tingginya lima meter ke laut yang memiliki kedalaman lebih dari tiga meter. Awalnya, kami takut mencoba. Bagaimana kalau tenggelam? Bagaimana kalau tidak balik lagi ke permukaan laut? Setelah beberapa teman menceburkan diri, saya pun mencobanya. satu…dua…tiga…BYURRRRR!!!!!! Wah, rasanya sulit dibayangkan! Campuran antara takut, penasaran, sekaligus menyenangkan! Rasanya seperti mau bunuh diri saja! Hahahaha. Untungnya saya pakai pelampung, jadi ketakutan akan tenggelam dapat diminimalisir.

Sedang asyik beristirahat, tiba-tiba salah satu teman saya, Indah, meringis kesakitan. Ternyata telapak kakinya terkena racun ikan Lepo! Wah, kami langsung panik! Racun ikan Lepo kan bisa menyebabkan kelumpuhan! Guide kami mengatakan bahwa Indah terkena serangan racun ikan lepo jenis tembaga. Tapi ia meyakinkan kalau Indahtidak akan kenapa-apa. Ia menjelaskan bahwa ikan lepo terdiri dari berbagai jenis. Ikan Lepo jenis tembaga bisa dibilang memiliki racun yang tidak terlalu berbahaya. Indah kemudian di bawa ke puskesmas terdekat. Untung ia segera dibawa ke puskesmas. Kalau tidak, racunnyamungkin akan menyebar ke seluruh tubuh dan menyerang jantung… :(



akibat terserang ikan lepo. Telapak kakinya sampai dibelek agar racun ikannya bisa dikeluarkan =(

Kami kemudain bertanya pada Indah:

“lho kok bisa terkena serangan ikan Lepo? Bukannya lo pakai sepatu katak ya?”

Ternyata, sepatu katak milik Indah kebesaran. Jadi ketika snorkelling, sepatunya lepas dan menginjak sesuatu. Awalnya, ia pikir menginjak terumbu karang. Ternyata, ia menginjak ikan lepo itu…

Tak lama kemudia kami pun bergegas pulang. Sore harinya, kami kembali ke pantai barat untuk melihat sunset. Sayang, langit hari itu ditutupi oleh awan sehingga mataharinya tak terlihat…




foto edisi persahabatan menggunakan self timer camera.

Matahari pun tenggelam, saatnya kembali ke penginapan…=)


Biaya

sewa alat snorkelling = Rp.35.000,-

sewa kapal * = Rp. 400.000,-

Tips

1. pastikan kita menggunakan perlengkapan menyelam dengan lengkap! Pastikan juga peralatan tersebut tidak rusak.

2. pilih sepatu katak yang ukurannya pas dengan kaki supaya tidak copot ketika snorkelling

3. Jangan lupa pakai sunblock agar kulit tidak terbakar. Labih baik lagi kalau pakai baju penyelam

4. hati-hati terhadap ikan lepo dan bulu babi! Jika terserang ikan jenis tersebut jangan panik! Langsung hubungi tour guide karena dia akan langsung menolong kita.

4. ciri-ciri terserang ikan lepo : kulit akan menjadi kebiruan setelah terserang ikan tersebut.

5. Ayo coba lompat dari jembatan setinggi 5 km! try everyting, at least once in your life…karena mengalahkan rasa takut adalah hal yang paling meyenangkan =)

3rd day trip: Time to go home =(


Kami meninggalkan Tidung sekitar pukul tujuh pagi, masih dengan menggunakan kapal. Perjalanan pulang lebih cepat setengah jam dari pada keberangkatan. Saya mendapat pengalaman baru dan cerita baru lagi dari perjalanan ke Tidung. Sekian catatan perjalanan kali ini, sampai jumpa lagi diperjalanan berikutnya…=)

all pictures are captured by Bagus Dwi Cahyo, Lalitya Hayuningtyas, Haekal Adzani, Ihsan Sitorus, and Anju Christian. Thanks for capturing those of memorable moments. cheers =)