Friday, February 5, 2010

Kamu dan Jaket Jeans Lusuhmu

Hey, tuan!

Sadarkah kamu bahwa jaket itu sudah tak layak pakai?

Warnanya sudah memudar. Beberapa kancingnya sudah lepas. Belum lagi tambalan perca di sana-sini. Oh, dan wanginya itu…..SUNGGUH APEK!

Tapi kamu keukeuh mempertahankan jaket jeans lusuhmu itu. Kata kamu jaket jeans itu interpretasi dari dirimu sendiri.

BAH!

Bagaimana kamu bisa berpikir jaket lusuh itu interpretasi dirimu sendiri?

Jelas-jelas jaket jeans itu adalah jaket terjelek yang pernah saya lihat. Dan saya jamin, tak ada satu pemulung pun yang mau mengambilnya.

Oh,

Apakah kamu tak mampu membeli jaket baru?

Ah, rasanya tak mungkin.

Okelah,

Saya akan memberimu jaket jeans baru.

Hitung-hitung tanda terima kasih saya pada kamu.

Dan bukankah saya belum memberi hadiah di ulang tahunmu kemarin?

Kemudian, saya pergi mencari jaket jeans baru untukmu.

Kamu sangat berterima kasih ketika saya memberikannya padamu.

Tapi apa yang terjadi?

KAMU TAK PERNAH MEMAKAINYA!

Sialnya,

KAMU TETAP MEMAKAI JAKET JEANS LUSUH DAN APEKMU ITU!

Ah, dasar makhluk EGOIS dan KERAS KEPALA!

Apa salahnya sih mendengarkan masukan dari orang lain?

Lalu kamu berkata:

Apa mengganti jaket begitu penting?

Ya, TENTU SAJA. Apalagi dengan kondisi jaketmu yang sudah tak karuan itu.

Kamu berkata:

Tapi saya sudah nyaman memakai jaket ini. Apakah saya harus menggadaikan kenyamanan saya demi sesuatu yang baru? Demi sesuatu yang bahkan belum tentu nyaman ketika saya memakainya?

Bagaimana kamu tahu jaket itu nyaman atau tidak kalau kamu tidak mencobanya?

Kamu mejawab:

Saya rasa saya tidak perlu mencobanya. Saya sudah merasa puas dengan jaket jeans saya. Selusuh dan sejelek apapun kondisinya.

Tapi belum tentu orang akan berpendapat sama. Lihat jaketmu, sudah lusuh, apek pula!Sungguh tak enak dipandang!

Kamu berseru:

Haruskah saya memedulikan pendapat orang lain? Saya punya hak atas diri saya. Atas apa yang akan saya pakai.

Tapi sayangnya kamu tidak hidup sendiri. Kamu tidak bisa seenaknya sendiri. Lagian apa salahnya sih mencoba sesuatu yang baru? Kalau toh kamu tak menyukainya, kamu bisa menggantinya dengan yang lama. Iya kan?

Kalau pada akhirnya saya tak menyukai dan memilih untuk memakai jaket jeans saya yang dulu, kenapa saya mesti repot-repot mencoba yang baru?

Ah, kamu ini! Memang susah dikasih tahu.

0 comments: